Pemerintah Ungkap Kondisi Esemka Saat Pandemi Covid-19
Bugscode.Id – Solo Manufacturing Creation (SMK / Esemka) juga terkena virus Corona (Covid-19) seperti produsen mobil domestik lainnya. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan Esemka telah mengurangi produksi untuk mengatasi hal ini.
“Pandemi Covid-19 saat ini di industri otomotif umumnya mengarah ke [Esemka] mengurangi produksi,” kata direktur industri kelautan, transportasi dan peralatan pertahanan (IMATAP) Putu Juli Ardika ketika dia mengatakan Kamis (06.11) telah dihubungi.
Namun, Putu tidak menjelaskan detail tentang kondisi produksi Esemka saat ini. Pabrik Esemka telah dilaporkan memiliki kapasitas produksi 10.000 unit per tahun, tetapi diperkirakan tidak akan sepenuhnya digunakan.
Putu percaya Esemka, yang berbasis di Boyolali, Jawa Tengah, akan terus berfungsi secara normal meskipun ada “keterbatasan”.
Putu juga mengatakan bahwa Esemka telah menerapkan sistem kerja-dari-rumah (WFH) untuk sejumlah karyawannya. Esemka saat ini mempekerjakan 190 orang.
“Dan beberapa karyawan mereka bekerja dari rumah untuk menjaga kesehatan karyawan dan semua elemen perusahaan,” katanya.
Esemka berkomitmen untuk terus memberikan layanan maksimal kepada pelanggan sambil terus memberikan penjualan dan layanan dengan memprioritaskan protokol kesehatan.
“Namun, informasi teknis dan detailnya dapat menghubungi perusahaan yang bersangkutan,” kata Putu.
Direktur sekolah kejuruan sebelumnya, Eddy Wirajaya, yang telah dihubungi secara terpisah sejauh ini, belum memberikan jawaban.
Pabrik Esemka diresmikan untuk pertama kalinya pada September 2019
. Perusahaan, yang akan ada 100 persen tanpa intervensi negara, memiliki investasi sebesar Rp 600 miliar.
Produk pertama Esemka, Bima, diluncurkan saat pembukaan pabrik. Bima adalah pickup yang berbagi banyak desain dan spesifikasi dengan pickup buatan Cina, Changan Star Truck.
Uji jenis kendaraan baru
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga mengungkapkan situasi Esemka, yang seharusnya tidak membuat aplikasi untuk menguji jenis kendaraan baru tahun ini. Terakhir kali dipanggil adalah pada Agustus 2019.
Jenis persetujuan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi pabrikan sebelum mendapatkan lisensi untuk memproduksi, mengimpor, dan memasarkan kendaraan di negara tersebut. Uji tipe kemudian menjadi lebih ketat karena Indonesia memperkenalkan batas emisi yang lebih tinggi untuk mesin bensin yang sesuai dengan Euro IV.
“Esemka tidak lagi tersedia, dan tidak ada yang tersedia sejak awal tahun
,” kata Kemenhub Caroline Noorida Aryani, direktur sertifikasi kendaraan dan kendaraan (BPLJSKB) ketika dia dihubungi.
Caroline menjelaskan bahwa uji tipe kendaraan merek Esemka terakhir dilakukan pada Agustus 2019, tetapi tidak ada mobil baru yang disebutkan namanya. Esemka hanya mengirim Garuda untuk diperiksa ulang sebelum model SUV ini diuji oleh Kementerian Transportasi.
“Ini juga unit uji ulang yang telah dilalui Garuda. Mengapa saya tidak bisa mengujinya lagi?
Penting untuk memenuhi persyaratan teknis dan siap mengemudi,” kata Caroline.
Sebelumnya, diprediksi bahwa Garuda akan dijual ke Bima oleh Esemka. Asumsi ini muncul setelah Garuda I menghasilkan Rp 209 juta pada tahun Kementerian Dalam Negeri (Kementerian Dalam Negeri) senilai penjualan untuk kendaraan bermotor (NJKB) pada tahun 2019, tetapi tidak pernah dimulai
Baca juga: